Sejak
awal kemunculannya di dunia maya, Facebook sudah mengundang kontroversi
di kalangan umat Islam. Ada sebagian umat Islam yang menganggap
Facebook adalah salah satu produk yang harus diboikot total. Tidak ada
manfaat sedikitpun dari jejaring sosial itu, bahkan mereka menganggap
mudharat/bahayanya jauh lebih banyak.
Apalagi dengan banyaknya konten yang berisi penghinaan, pelecehan dan penistaan terhadap Islam, termasuk terhadap pribadi Nabi Muhammad SAW, uswah hasanah kaum muslim sedunia. Belum lagi foundernya facebook adalah seorang Yahudi yang radikal dan sangat pro zionisme. Sampai-sampai, pihak-pihak tertentu dari kalangan umat Islam yang mengharamkan facebook.
Namun, ada juga yang menganggap bahwa Facebook masih bisa dimanfaatkan untuk menyebarkan informasi yang benar tentang Islam. Mereka beranggapan tidak ada salahnya menggunakan facebook untuk berdakwah. Toh fasilitas-fasilitas dalam facebook dapat digunakan untuk mencerahkan para pengguna jejaring itu, terutama yang belum faham atau masih enggan berislam secara kaafah. Wall, yang tadinya bak "tembok ratapan" yang hanya diisi curhatan tidak penting dan tidak jelas, bisa diganti kontennya dengan ayat al quran, hadits, lyric nasyid atau perkataan ulama.
Bukankah dulu para pejuang kemerdekaan Indonesia mendapatkan ilmu dan seni berperang dari tentara-tentara Jepang melalui PETA (Pembela Tanah Air)? Mereka juga banyak yang beranggapan bahwa Facebook justru dapat dipergunakan untuk meng-counter propaganda Zionisme yang disebarkan melalui media-media mainstream seperti TV dan sebagainya. Propaganda yang tentu saja berisi 90 persen lebih(kalau tidak mau mengatakan seluruhnya) berisi kebohongan.
Pada kenyataannya, Facebook memang dapat menjadi jalan untuk menyebarkan informasi Islam yang benar dengan cara yang baik dan santun. Namun, facebook dapat juga menjadi jalan untuk menyebarkan kemaksiatan dan berita-berita bohong, membuka aib dan mencemarkan nama baik. Facebook juga dapat dipakai untuk hal-hal yang sia-sia, bercanda ria tidak jelas arahnya. Walaupun mungkin tidak selalu mengandung dosa namun tetap saja tidak berfaedah dunia akhirat. Padahal dalam surat Al Mukminun ayat 3, Allah SWT berfirman "dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna,". Sehingga pada akhirnya, para penggunalah yang seharusnya menggunakan facebook secara benar dan baik, penuh rasa tanggung jawab.
Namun, seorang facebooker muslim yang baik juga harus menghormati keputusan saudara-saudaranya yang enggan menggunakan facebook atau memutuskan untuk berhenti menggunakan jejaring sosial itu. Jangan sampai dia mencela keputusan saudara-saudaranya tersebut. Mungkin, keberadaan dua kubu tersebut adalah sunatullah yang tidak sia-sia adanya.
Para muslim non facebooker itu dapat menjadi pengingat para facebooker muslim agar tidak terlena. Sangat mudah bagi seorang pengguna Facebook untuk terlena oleh lautan informasi dan gelombang emosi yang mendominasi situs pertemanan itu. Sehingga tidak jadi lupa diri dan lupa daratan. Lagipula, buat muslim non facebooker, masih ada banyak tempat di internet untuk menuangkan hasil pemikiran dan perenungan mereka
Apalagi dengan banyaknya konten yang berisi penghinaan, pelecehan dan penistaan terhadap Islam, termasuk terhadap pribadi Nabi Muhammad SAW, uswah hasanah kaum muslim sedunia. Belum lagi foundernya facebook adalah seorang Yahudi yang radikal dan sangat pro zionisme. Sampai-sampai, pihak-pihak tertentu dari kalangan umat Islam yang mengharamkan facebook.
Namun, ada juga yang menganggap bahwa Facebook masih bisa dimanfaatkan untuk menyebarkan informasi yang benar tentang Islam. Mereka beranggapan tidak ada salahnya menggunakan facebook untuk berdakwah. Toh fasilitas-fasilitas dalam facebook dapat digunakan untuk mencerahkan para pengguna jejaring itu, terutama yang belum faham atau masih enggan berislam secara kaafah. Wall, yang tadinya bak "tembok ratapan" yang hanya diisi curhatan tidak penting dan tidak jelas, bisa diganti kontennya dengan ayat al quran, hadits, lyric nasyid atau perkataan ulama.
Bukankah dulu para pejuang kemerdekaan Indonesia mendapatkan ilmu dan seni berperang dari tentara-tentara Jepang melalui PETA (Pembela Tanah Air)? Mereka juga banyak yang beranggapan bahwa Facebook justru dapat dipergunakan untuk meng-counter propaganda Zionisme yang disebarkan melalui media-media mainstream seperti TV dan sebagainya. Propaganda yang tentu saja berisi 90 persen lebih(kalau tidak mau mengatakan seluruhnya) berisi kebohongan.
Pada kenyataannya, Facebook memang dapat menjadi jalan untuk menyebarkan informasi Islam yang benar dengan cara yang baik dan santun. Namun, facebook dapat juga menjadi jalan untuk menyebarkan kemaksiatan dan berita-berita bohong, membuka aib dan mencemarkan nama baik. Facebook juga dapat dipakai untuk hal-hal yang sia-sia, bercanda ria tidak jelas arahnya. Walaupun mungkin tidak selalu mengandung dosa namun tetap saja tidak berfaedah dunia akhirat. Padahal dalam surat Al Mukminun ayat 3, Allah SWT berfirman "dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna,". Sehingga pada akhirnya, para penggunalah yang seharusnya menggunakan facebook secara benar dan baik, penuh rasa tanggung jawab.
Namun, seorang facebooker muslim yang baik juga harus menghormati keputusan saudara-saudaranya yang enggan menggunakan facebook atau memutuskan untuk berhenti menggunakan jejaring sosial itu. Jangan sampai dia mencela keputusan saudara-saudaranya tersebut. Mungkin, keberadaan dua kubu tersebut adalah sunatullah yang tidak sia-sia adanya.
Para muslim non facebooker itu dapat menjadi pengingat para facebooker muslim agar tidak terlena. Sangat mudah bagi seorang pengguna Facebook untuk terlena oleh lautan informasi dan gelombang emosi yang mendominasi situs pertemanan itu. Sehingga tidak jadi lupa diri dan lupa daratan. Lagipula, buat muslim non facebooker, masih ada banyak tempat di internet untuk menuangkan hasil pemikiran dan perenungan mereka
Sejak
awal kemunculannya di dunia maya, Facebook sudah mengundang kontroversi
di kalangan umat Islam. Ada sebagian umat Islam yang menganggap
Facebook adalah salah satu produk yang harus diboikot total. Tidak ada
manfaat sedikitpun dari jejaring sosial itu, bahkan mereka menganggap
mudharat/bahayanya jauh lebih banyak.
Apalagi
dengan banyaknya konten yang berisi penghinaan, pelecehan dan penistaan
terhadap Islam, termasuk terhadap pribadi Nabi Muhammad SAW, uswah
hasanah kaum muslim sedunia. Belum lagi foundernya facebook adalah
seorang Yahudi yang radikal dan sangat pro zionisme. Sampai-sampai,
pihak-pihak tertentu dari kalangan umat Islam yang mengharamkan
facebook.
Namun,
ada juga yang menganggap bahwa Facebook masih bisa dimanfaatkan untuk
menyebarkan informasi yang benar tentang Islam. Mereka beranggapan
tidak ada salahnya menggunakan facebook untuk berdakwah. Toh
fasilitas-fasilitas dalam facebook dapat digunakan untuk mencerahkan
para pengguna jejaring itu, terutama yang belum faham atau masih enggan
berislam secara kaafah. Wall, yang tadinya bak "tembok ratapan" yang
hanya diisi curhatan tidak penting dan tidak jelas, bisa diganti
kontennya dengan ayat al quran, hadits, lyric nasyid atau perkataan
ulama.
Bukankah
dulu para pejuang kemerdekaan Indonesia mendapatkan ilmu dan seni
berperang dari tentara-tentara Jepang melalui PETA (Pembela Tanah Air)?
Mereka juga banyak yang beranggapan bahwa Facebook justru dapat
dipergunakan untuk meng-counter propaganda Zionisme yang disebarkan
melalui media-media mainstream seperti TV dan sebagainya. Propaganda
yang tentu saja berisi 90 persen lebih(kalau tidak mau mengatakan
seluruhnya) berisi kebohongan.
Pada
kenyataannya, Facebook memang dapat menjadi jalan untuk menyebarkan
informasi Islam yang benar dengan cara yang baik dan santun. Namun,
facebook dapat juga menjadi jalan untuk menyebarkan kemaksiatan dan
berita-berita bohong, membuka aib dan mencemarkan nama baik. Facebook
juga dapat dipakai untuk hal-hal yang sia-sia, bercanda ria tidak jelas
arahnya. Walaupun mungkin tidak selalu mengandung dosa namun tetap saja
tidak berfaedah dunia akhirat. Padahal dalam surat Al Mukminun ayat 3,
Allah SWT berfirman "dan orang-orang yang menjauhkan diri dari
(perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna,". Sehingga pada akhirnya,
para penggunalah yang seharusnya menggunakan facebook secara benar dan
baik, penuh rasa tanggung jawab.
Namun,
seorang facebooker muslim yang baik juga harus menghormati keputusan
saudara-saudaranya yang enggan menggunakan facebook atau memutuskan
untuk berhenti menggunakan jejaring sosial itu. Jangan sampai dia
mencela keputusan saudara-saudaranya tersebut. Mungkin, keberadaan dua
kubu tersebut adalah sunatullahyang tidak sia-sia adanya.
Para
muslim non facebooker itu dapat menjadi pengingat para facebooker
muslim agar tidak terlena. Sangat mudah bagi seorang pengguna Facebook
untuk terlena oleh lautan informasi dan gelombang emosi yang mendominasi
situs pertemanan itu. Sehingga tidak jadi lupa diri dan lupa daratan.
Lagipula, buat muslim non facebooker, masih ada banyak tempat di
internet untuk menuangkan hasil pemikiran dan perenungan mereka